Laporan kembali datang mengenai rumah sakit Indonesia di Gaza yang terus diserang secara intensif oleh Israel. Pada 18 Mei 2025, serangan hebat melumpuhkan rumah sakit sehingga tak bisa lagi beroperasi. Sebelumnya, sudah banyak serangan yang ditargetkan ke rumah sakit, baik rumah sakit Indonesia di Gaza maupun rumah sakit lainnya. 697 serangan bukan angka yang sedikit. Hanya dalam periode singkat, evakuasi pasien di rumah sakit dilakukan berkali-kali.
Update Rumah Sakit Indonesia di Gaza: 151 Warga Palestina Syahid
Sebanyak 151 warga Palestina menjadi korban serangan yang digencarkan Israel pada Minggu (18/5). Sejak Oktober 2023, jumlah warga Palestina yang menjadi korban meningkat, yakni menembus angka 60.000. Tentu, itu bukan angka yang sedikit. Terutama mengingat setiap korban yang syahid adalah mereka yang tak berkesempatan untuk mendapatkan hak hidupnya di tengah aksi genosida.
Rumah sakit Indonesia di Gaza yang seharusnya menjadi tempat aman sekaligus pusat pengobatan dan perawatan warga sipil yang membutuhkan terpaksa hilang fungsi seiring berjalannya waktu. Hal ini terjadi karena Israel yang tak hentinya menargetkan rumah sakit sebagai titik serangan.
Pada serangan terakhir, 151 warga yang menjadi korban adalah pasien, staf medis, serta warga sipil lainnya yang sedang bersinggah. Tak hanya mereka yang menjadi korban, sebab peralatan medis, stok obat, hingga bangunan kokoh turut hancur tak bersisa. Akses menuju rumah sakit pun menjadi sulit karena reruntuhan bangunan yang berserakan. Maka, evakuasi pasien dan tim relawan yang hendak membantu menjadi terhambat.
Ancaman Kepungan dan Teror dari Israel
Diliput dari laporan Al Jazeera pada artikel terbaru, Dr. Marwan Al-Sulthan, direktur rumah sakit Indonesia di Gaza menyampaikan kondisi terkini, bahwa siapa pun di sana tak luput dari rasa takut akan teror yang datang dari pihak Israel.
“Pasukan Israel secara langsung menargetkan dan mengepung Rumah Sakit Indonesia, menjebak 55 orang di dalamnya, termasuk pasien dan tenaga medis.” – Dr. Marwan Al-Sulthan.
Bahkan ketika serangan terjadi, para pasien dan staf medis yang menjadi korban sempat terkurung tanpa adanya jalan keluar. Selain menimbulkan rasa takut dan cemas, hal itu juga bisa berdampak pada kondisi trauma di masa mendatang.
Situasi di atas adalah bukti seberapa gentingnya kondisi di Gaza. Bahkan, situasi itu hanya merupakan salah satu laporan dari banyaknya serangan yang dilayangkan ke rumah sakit lainnya di Gaza. Hingga Mei 2025, terhitung 70% rumah sakit di Gaza yang sudah tak bisa lagi beroperasi. Alhasil, para warga sipil yang memerlukan perawatan terpaksa menempuh jarak yang jauh dari titik lokasi mereka. Demi menjangkau rumah sakit yang masih bersedia dan mampu menampung pasien, para warga sipil menahan sakit yang mereka tanggung.
Hentikan Pelanggaran Nyata Terhadap Hukum Internasional!
Angka kematian di Palestina terus meningkat setiap harinya. Setiap 45 menit sekali, satu bayi meninggal karena krisis kemanusiaan yang menghadang. Hanya dalam beberapa bulan saja, angka kematian yang semula berada pada 55.000 jiwa menjadi 60.000 jiwa. Angka tersebut membuktikan bahwa tak ada rasa aman yang diberikan untuk warga sipil yang terus berjuang di tengah derita. Segala yang terjadi bukan merupakan aksi genosida semata, melainkan isu kemanusiaan global. Ke depannya, kabar rumah sakit Indonesia di Gaza yang berhenti beroperasi bukan hanya satu-satunya buah dari sebuah serangan. Sebab, serangan lain—bahkan yang lebih destruktif efeknya, bisa saja terjadi.