Home » Berita » Keadaan Sebenarnya di Balik Gencatan Senjata Palestina

Keadaan Sebenarnya di Balik Gencatan Senjata Palestina

Oleh

Bantu Teman Indonesia

gencatan senjata ceasefire
gencatan senjata ceasefire

gencatan senjata ceasefire

Pada 19 Januari 2025, gencatan senjata antara Israel dan Hamas resmi diberlakukan, menandai akhir dari konflik yang telah berlangsung selama lebih dari 15 bulan di Jalur Gaza. Meskipun begitu, situasi di Palestina masih menunjukkan bahwa kesepakatan ini rentan terhadap pelanggaran. Sebab, pada tanggal 16 Januari 2025, Israel masih melangsungkan serangan dan menewaskan banyak warga Palestina. Jelas bahwa Palestina masih memerlukan bantuan. Maka, jangan berhenti berdonasi di masa gencatan senjata ini!

Pelanggaran Gencatan Senjata

Meskipun gencatan senjata telah disepakati, namun laporan menunjukkan bahwa serangan masih terjadi. Situasi dan kondisi yang sama seperti sebelumnya masih dirasakan warga Palestina; tidur tak tenang, berlindung di tenda yang bisa rubuh atau terbang kapan saja, kebocoran jika hujan deras tiba, dan kelaparan di setiap sudut kota.

Setiap harinya, tak terhitung berapa banyak serangan udara dan tembakan artileri datang dari Israel. Menurut laporan, Israel melangsungkan serangan hingga Hamas sepenuhnya menyerahkan daftar nama sandera yang belum dibebaskan. Namun, hal ini pun tak bisa dijadikan jaminan berhentinya serangan dari Israel kepada Palestina.

Kondisi Rakyat Palestina Saat Ini

Warga Palestina di Gaza mengharapkan titik terang dari konflik berkepanjangan ini. Sudah lama sekali mereka berada dalam kesedihan yang sama. Terus menerima serangan yang tak ada habisnya, rasanya seperti menunggu kabar duka dari kerabat terdekat atau bahkan dari diri mereka masing-masing. Sebab, hingga bulan Maret mendatang, mereka dilanda musim dingin ekstrem yang memperparah penderitaan. Jika suhu sedang pada titik terendah yakni 0°, mereka tak memiliki harapan lebih selain tetap menghangatkan diri sebisa mungkin. Namun, tenda-tenda tipis sebagai satu-satunya tempat pengungsian yang bisa diandalkan tidak banyak membantu. Udara dingin bisa menusuk tulang dengan mudah seperti tak mendapatkan perlindungan sama sekali.

Yang lebih parah dari penderitaan fisik adalah trauma psikologis. Terlihat dari video yang beredar, banyak anak-anak yang memberikan reaksi trauma terhadap suara ledakan. Bahkan, badan-badan kurus mereka tak berhenti bergetar karena dilanda rasa takut. Lantas, bagaimana mereka akan sembuh dari trauma psikologis seperti ini? Siapa yang akan bertanggung jawab atas luka sepedih ini?

Blokade yang Masih Berlaku, Menyulitkan Distribusi Hasil Donasi

Di masa gencatan senjata ini, blokade di banyak titik masih diberlakukan. Akibatnya, banyak bantuan donasi yang sulit untuk disalurkan bagi mereka yang membutuhkan, seperti pasokan air bersih atau stok obat dan perlengkapan medis. Blokade ini memperparah kondisi kehidupan sehari-hari yang pada dasarnya sudah terpuruk karena konflik. Sebagai akibatnya, banyak kesehatan warga yang menjadi parah karena lambatnya penanganan yang datang. Lebih buruk lagi, banyak nyawa yang melayang begitu saja tanpa sempat mendapatkan perawatan yang seharusnya.

gencatan senjata ceasefire

Kebutuhan Mendesak Palestina di Musim Dingin

Musim dingin sedang melanda Palestina hingga bulan Maret mendatang. Hingga saat itu, mereka akan berhadapan dengan suhu dingin di balik tenda-tenda tipis yang bocor setiap hujan turun. Kondisi ini disertai angin yang kencang dan menerbangkan tenda-tenda yang tak kokoh. Jika hal itu terjadi, warga terpaksa kehilangan satu-satunya tempat berlindung yang dimiliki. Terpaksa, mereka mencari tempat baru untuk menghangatkan diri sehari-hari.

Selain permasalahan tempat tinggal, pasokan makanan yang menjadi prioritas utama untuk memastikan kesehatan dan asupan pun kerap menjadi kekhawatiran. Anak-anak hingga lansia sering menahan lapar karena kurangnya pasokan makanan. Banyak dari mereka yang berakhir meninggal karena kondisi gizi buruk.

Sebagai upaya bertahan, mereka memutar otak untuk mengupayakan apa yang bisa dilakukan. Demi air bersih, mereka menyaring air kotor dengan tisu hingga membuahkan tetes-tetes air bersih untuk diminum. Soal makan, mereka terpaksa merebus rumput untuk dijadikan santapan. Sebab, yang mereka pikirkan bukan lagi soal gizi dan rasa, melainkan apa saja yang bisa dilakukan untuk mengganjal perut yang pedih menahan lapar.

Donasi Bersama Bantu Teman Indonesia, Buat Mereka Tenang di Masa Gencatan Senjata!

Di tengah penderitaan yang menimpa warga Palestina, Teman Baik bisa menunjukkan solidaritas dan bantuan melalui program donasi yang ada di Bantu Teman Indonesia. Setiap bantuan yang diberikan, sedikit atau banyak, akan sangat bermanfaat bagi mereka yang membutuhkan. Sebab, di setiap tawa dan hidup nyaman yang dilalui di keseharian kita, terdapat kepelikan dan penderitaan mendalam yang dilalui oleh mereka yang berjuang di Palestina.

Untuk memastikan mereka dapat bertahan setiap harinya, mari ulurkan tangan sama-sama. Dengan membantu, kita akan meringankan beban mereka. Ciptakan kehidupan yang layak bagi mereka yang mengharapkan kebebasan.

Share:

Leave a Comment