Kabar menyayat hati datang dari tanah Sudan. Konflik di Sudan kerap memburuk sejak April 2023 lalu. Selama hampir dua tahun, jutaan warga sipil bertahan tanpa adanya jaminan keamanan dan hak hidup yang terpenuhi. Rumah-rumah hancur, tingkat pengungsian terus meningkat, akses kemanusiaan dipersulit, bahkan jaminan rasa aman dan nyaman untuk melewati hari demi hari pun lenyap dimakan realita pahit. Maka dari itu, donasi untuk Sudan dapat dijadikan sebagai salah satu jembatan antara niat baik dari warga di seluruh dunia dan warga sipil di Sudan. Selain menyebarkan bantuan dan kebaikan, hal ini juga dapat diartikan sebagai simbol solidaritas internasional.
Donasi untuk Sudan: Tantangan Akses Pangan dan Medis!
Donasi untuk Sudan dapat dijadikan salah satu jalan keluar untuk krisis pangan dan medis yang melumpuhkan secara perlahan. Akibat pertempuran panjang, banyak infrastruktur yang kolaps dan tak bisa beroperasi lagi seperti sebelumnya. Tentunya, hal ini menimbulkan kekhawatiran mendalam untuk para warga sipil. Mereka yang mengalami malnutrisi hanya bisa berpasrah. Begitu juga dengan mereka yang terluka hanya dihadapkan dengan kenyataan bahwa penanganan medis yang layak adalah hal yang mustahil.
Berikut data dari beberapa laporan mengenai krisis kemanusiaan yang menjadi tantangan utama warga Sudan selama beberapa tahun belakangan:
- Laporan pada Mei 2025 menyatakan bahwa lebih dari 8,6 juta warga sipil telah mengungsi secara internal di Sudan akibat konflik. Mereka diarahkan untuk menuju ke titik lain selain titik utama konflik.
- Sekitar 70-80% fasilitas kesehatan di area konflik telah non-operasional atau sangat terbatas fungsinya. Obat-obatan kehabisan stok dan tak ada kepastian pasokan ulang untuk waktu yang tak bisa ditentukan. Jika sampai itu terjadi, warga sipil harus menanggung rasa sakit yang tak terbendung lagi.
- Lebih dari 250 rumah sakit nasional dilaporkan tutup akibat konflik, dan lebih dari 60% apotek serta gudang obat dirampas atau rusak. Alhasil, warga sipil tak memiliki jaminan kesehatan yang mereka butuhkan.
- Sekitar 24.6 juta orang menghadapi tingkat kelaparan akut atau IPC Phase 3, antara Okt 2024 – Mei 2025. Dari laporan tersebut, disebutkan bahwa 8,1 juta warga sipil berada pada kondisi gawat atau emergency, yang berarti setara dengan IPC Phase 5.
Dari sini, jelas bahwa donasi untuk Sudan dapat berperan penting untuk menangkal krisis yang ada. Sebab, jika mengharapkan gerakan diplomatis dari negara-negara besar yang memiliki kedudukan, harapan tersebut seringkali mengarah pada hasil nol.
Dari Donasi, Ciptakan Perlindungan DasarĀ
Dengan meningkatkan pemahaman dan kesadaran untuk berkontribusi pada program donasi untuk Sudan, perlindungan dasar bagi keluarga yang berjuang di sana akan meningkat. Tak hanya itu, harapan hidup mereka pun bisa tetap ada untuk waktu yang lebih lama! Kini, mereka menghadapi nasib yang sungguh menyesakkan, sehingga mereka harus mengambang antara harapan dan masa depan. Apakah mereka masih bisa bermimpi akan masa depan? Apakah mereka masih punya harapan untuk melanjutkan impian? Pertanyaan tersebut mengudara, secara bersamaan memaksa mereka untuk menghadapi nasib terpahit berupa tersiksa di tanah kelahiran sendiri. Tanpa adanya keadilan, apa lagi yang bisa membuat mereka semangat bertahan?
Untuk berkontribusi pada program donasi untuk Sudan, Bantu Teman Indonesia siap menjadi wadah dari segala wujud niat baik yang ada. Ini adalah panggilan kemanusiaan untuk peduli terhadap sesama. Sebab, tak ada kebaikan yang pantas disia-siakan. Hubungi kami untuk info selengkapnya mengenai program donasi untuk Sudan!