
“Kalau gak dapat balasan besar di dunia, biar jadi pahala jariyah di akhirat,” pikir para guru ngaji.
Mengajar ngaji adalah profesi yang mulia. Dengan semangat yang tak pernah padam, para guru ngaji di seluruh penjuru wilayah memastikan untuk menunaikan dan menyampaikan ilmu kepada para muridnya. Nantinya, para murid yang mengamalkan segala hal yang diajarkan akan membuahkan pahala jariyah bagi sang guru.
Tentunya, menjadi guru ngaji memiliki sisi pelik seperti profesi lainnya di luar sana. Mulai dari jangkauan jarak yang jauh antar satu titik ke titik lainnya hingga ke upah yang tak sebanding dengan perjuangan dari guru. Namun, mereka tetap memilih untuk bertahan dengan alasan utama, yakni untuk memajukan pendidikan keagamaan bagi generasi muda.

Walaupun sudah mengantongi pahala melalui kebaikan, namun upah yang didapatkan tak kalah penting demi menyambung kehidupan setiap harinya. Bagaimana para guru ngaji dengan upah minim itu bergelut dengan keadaan ekonomi yang kini serba mahal?

Maka, tak sedikit dari mereka yang kemudian menambah pekerjaan lainnya di luar waktu mengajar demi menambah pendapatan. Ada yang mengurus hewan ternak, menjadi buruh di kebun, bertani, dan masih banyak lagi. Semua hal itu dilakukan guna memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
Lantas, pantaskah kita hanya berdiam diri dan membiarkan mereka berjuang sendirian? Padahal, jasanya yang tak terhingga itu turut memastikan generasi yang kaya akan ilmu agama di masa depan.
Tentunya, bantuan kita akan sangat berarti bagi mereka yang membutuhkan. Nantinya, bentuk bantuan dapat disalurkan dalam berbagai bentuk, di antaranya:

Mari jadi bagian bagi mereka yang membutuhkan. Donasi dapat dilakukan dengan cara:
1. Klik tombol DONASI SEKARANG;
2. Isi nominal donasi yang ingin diberikan;
3. Pilih metode pembayaran melalui Dompet Kebaikan, GO-PAY, Bank Mandiri/BCA/BNI/BNI Syariah/BRI dan kartu kredit;
4. Dapat laporan via email.
Terima kasih atas bantuan dan niat baikmu!
![]()
Belum ada Fundraiser
![]()
Menanti doa-doa orang baik