
Walau saya buta, saya ingin tetap menjaga dan merawat anak-anak sampai saya dipanggil Tuhan, ujar mbah Sarjono ( 67 tahun).
***
Saat ini beliau merawat 2 anaknya yang ODGJ, Anis Paryanti (32th) dan Sukatmi (25th) di rumahnya yang sederhana dengan akses jalan yang rusak dan jauh dari pemukiman warga.

Anak pertamanya, Anis, sejak dari bayi sering sakit-sakitan. Bahkan saat usia 7 tahun mengalami koma; tidak sadarkan diri selama 3 hari karena panas tinggi dan kejang. Namun, keluarga tidak sanggup membawa ke rumah sakit, ia hanya diobati secara tradisional.

Saat ini Anis hanya menggantungkan kegiatan sehari-harinya kepada sang ayah dan adiknya, Sukatmi. Sukatmi masih bisa membantu melakukan kegiatan sehari-hari walau juga mengalami keterbelakangan mental.
Setiap harinya Sukatmi pembantu sang ayah mengumpulkan kayu dan kelapa yang tumbuh di depan rumahnya untuk dijual. Mereka jual seikhlasnya bahkan sering kali hanya ditukar dengan beras.
Setiap hari makan hanya dengan dedaunan yang Sukatmi minta dari tetangga untuk dijadikan lalapan, ujar Mbah Sarjono yang sejak 10 tahun lalu mengalami kebutaan total.

Mbah Sarjono mengalami kebutaan berawal dari sakit gigi, kemudian Mbah Sarjono menempelkan koyo cabe di pipinya. Namun, beberapa hari kemudian pipi Mbah Sarjono berlubang dan karena tidak ketahuan mbah Sarjono, di lubang tersebut ada seperti benang dan kemudian dipotong. Saat itu juga pandangan mbah Sarjono hilang dan buta total.

Walau sudah melakukan operasi, tapi sayang operasinya gagal. Sejak saat itu Mbah Sarjono pasrah menerima takdirnya. Apa lagi setelah itu sang istri meninggal karena kecelakaan pada tahun 2014. Sejak saat itu Anis dan Sukatmi menjadi anak yatim.
#TemanBaik yuk bantu perjuangan Mbah Sarjono menghidupi 2 anaknya yang ODGJ, agar hidupnya lebih layak, dengan cara:
Tidak hanya berdonasi, teman-teman juga bisa membantu dengan cara menyebarkan halaman galang dana ini ke orang-orang terdekat agar semakin banyak orang yang ikut membantu.
![]()
Belum ada Fundraiser