
Nek Iyam (71th), lansia sebatang kara yang hidup dari berjualan gorengan. Tidak memiliki anak dan suaminya sudah meninggal. Sekitar jam 6 pagi, Nek Iyam mulai berkemas, lalu satu jam kemudian beliau mulai berkeliling mulai dari ke tetangga hingga sekolah.
Setiap hari beliau gemetar dan susah payah membawa 1 keranjang dan 1 plastik besar gorengan. Walau badannya bungkuk, beliau terus berusaha keliling agar dagangannya laku.

Karena usianya yang sudah tua, tubuh Nek Iyam sering gemetaran apalagi saat menyusuri jalanan yang jauh. Tidak jarang ia harus berhenti untuk beristirahat sambil mengurut-urut kakinya yang sakit.

Dagangan ini adalah satu-satunya sumber kehidupan Nek Iyam di hari tua karena ia hidup sebatang kara dan itupun penghasilannya hanya 20 ribu. Tapi sering dagangannya nggak laku dan sisa banyak. Saat dagangannya tak laku, Nek Iyam mengganjal perutnya hanya dengan air mineral. Bahkan terpaksa harus berpuasa.

Mirisnya, pernah suatu hari saat dagangannya tak laku, tiba-tiba ada gerombolan remaja yang menghampirinya. Nek Iyam berpikir akhirnya ada rejeki hari itu, karena ada yang beli. Ternyata gerombolan remaja itu hanya mengambil gorengannya tanpa membayarnya.
Sedih sekali saat mengetahui betapa berat perjuangannya. Di hari tuanya ini Nek Iyam berharap bisa punya warung sendiri supaya tidak perlu keliling lagi.

Teman Baik, mari persiapkan diri untuk menghadap Allah SWT. Yuk amalkan ajaran kebaikan yang telah dicontohkan Rasulullah agar kita bisa mendapatkan syafaatnya. Bersedekah mudah untuk Nek Iyam dengan cara:
Tidak hanya berdonasi, teman-teman juga bisa membantu dengan cara menyebarkan halaman galang dana ini ke orang-orang terdekat agar semakin banyak orang yang ikut membantu.
![]()
Belum ada Fundraiser