
Di sudut jalanan kota, di balik hiruk pikuk keramaian, ada para lansia yang berjuang untuk bertahan hidup. Dengan usia yang renta, mereka tak kenal lelah mencari nafkah.


Penghasilan mereka tak menentu, seringkali hanya cukup untuk melanjutkan hidup sehari-hari. Saking sulitnya keadaan ekonomi mereka, untuk makan sehari-hari pun hanya dengan nasi dan garam.
Sungguh prihatin, di usia yang seharusnya sudah dihabiskan dengan banyak beristirahat, para lansia pejuang nafkah masih harus banting tulang. Bahkan beberapa diantara mereka ada yang tak memiliki tempat tinggal. Ketika malam, mereka rela tidur di tempat yang tidak layak, seperti di becak, tempat tumpukan rongsok, dan lain sebagainya.
Misalnya Abah Duloh, Ia rela tidur di becak tua kesayangannya. Meski tidak mendapatkan kenyamanan, namun Abah Duloh bersyukur karena setidaknya dengan begitu Ia dapat terlindung dari hujan dan dinginnya malam.

Selain itu, ada Kek Omon yang rela menghabiskan masa tuanya dengan tinggal di tempat tumpukan sampah rongsok. Alas yang tipis dan bantalan yang keras seakan tak jadi masalah, sebab Kek Omon tahu bahwa Ia tidak bisa mengupayakan hal lain lagi.

Dengan semangat beribadah, sudah sepantasnya kita tak menghiraukan mereka. Ini waktunya kita berbagi dan meringankan beban mereka dan memberikan kehidupan yang lebih layak. Dengan ini, kita bisa meraup keberkahan melalui indahnya berbagi.
Mari kita ulurkan tangan kepada lansia-lansia pejuang jalanan dengan cara:
Setiap rupiah yang diberikan akan sangat berarti bagaikan keajaiban untuk mereka. Sebarkan informasi ini kepada orang-orang terkasih agar lebih banyak lansia yang terbantu.
Terima kasih atas kebaikan hatimu!
![]()
Belum ada Fundraiser