
Di tengah kemewahan kota, ada kisah pilu yang menyedihkan. Abah Acan, seorang pria berusia 89 tahun, setiap harinya susah payang berjuang dengan kehidupan yang penuh tantangan. Sebagai seorang pemulung, Abah Acan mencari nafkah dengan mengumpulkan rongsokan dari berbagai tempat.

Dengan tubuh yang sudah renta, Abah Acan mendorong gerobaknya menyusuri jalanan. Setiap hari, ia berjuang untuk mendapatkan penghasilan yang pas-pasan, berkisar antara Rp5.000 hingga Rp15.000. Uang hasil jerih payahnya itu digunakan untuk menghidupi istri dan cucunya.

Usia saya sudah tua, tapi saya harus tetap bekerja. Saya tidak ingin menjadi beban bagi anak-anak, ujar Abah Acan dengan suara lirih.
Abah Acan memiliki 8 orang anak, namun kondisi ekonomi mereka juga tidak jauh berbeda dengannya. Sulitnya hidup membuat mereka belum mampu memberikan bantuan yang berarti.

Selain berjuang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, Abah Acan juga harus memikirkan biaya pengobatan istrinya yang sedang kritis . Ia sering kali harus memilih antara membeli obat atau makan. Tak jarang, Abah Acan hanya makan nasi aking untuk mengganjal perutnya agar sang istri bisa makan lebih banyak.
Kadang saya merasa lelah, tapi melihat istri saya sakit, semangat saya kembali, ungkapnya.
Meskipun hidup dalam keterbatasan, Abah Acan tidak pernah mengeluh. Ia bahkan aktif dalam kegiatan sosial di lingkungannya. Ia sering terlihat membantu membersihkan masjid di dekat rumahnya.

Kisah Abah Acan menjadi inspirasi bagi banyak orang. Ketegaran dan semangat juangnya dalam menghadapi hidup yang sulit patut dicontoh. #TemanBaik boleh menyisihkan sedikit rezekinya untuk membantu Abah Acan hidup lebih layak lagi dengan cara:
Tidak hanya berdonasi, teman-teman juga bisa membantu dengan cara menyebarkan halaman galang dana ini ke orang-orang terdekat agar semakin banyak orang yang ikut membantu.
![]()
Belum ada Fundraiser