GAWAT!! Kondisi Blokade Gaza Terkini Menyulitkan Warga Sipil

Blokade Gaza terkini merupakan akar krisis kemanusiaan untuk warga Palestina. Lebih dari dua bulan semenjak dimulainya blokade total dari militer Israel, kehidupan warga Palestina menjadi terbatas. Mulanya hanya beberapa wilayah yang diblokade. Tak selang berapa lama, blokade meluas bahkan sempat menutup akses secara keseluruhan. 

Mau tak mau, kondisi ini menyulitkan warga sipil untuk menjangkau segala bantuan yang diperlukan, mulai dari stok pangan hingga air bersih. Tak hanya itu, kurangnya layanan medis dan kelengkapannya pun turut menambah derita. Maka, dibutuhkan penyelesaian dengan langkah yang serius demi memenuhi hak hidup warga Palestina yang tersita genosida.

Blokade Gaza Terkini Menyebabkan Distribusi Bantuan Terhambat

Karena blokade terus meluas, maka distribusi bantuan menjadi terhambat. Pembagian bantuan ke berbagai wilayah yang berbeda memerlukan waktu yang lama, terutama jika wilayahnya berada di titik yang jauh dari pusat bantuan.

Menurut laporan terakhir mengenai blokade Gaza terkini, hanya 90 truk bantuan yang diizinkan masuk. Sungguh jumlah yang terlalu sedikit dari kebutuhan yang sebenarnya. Sebagian besar truk itu hanya membawa tepung. Padahal, tepung merupakan bahan olahan yang membutuhkan waktu untuk dijadikan santapan.

Meskipun setiap bantuan yang ada sudah diupayakan sebisa mungkin agar menjangkau semua warga sipil, namun kenyataannya tak semudah itu. Lebih dari dua juta penduduk terdampak, memaksa mereka menahan lapar dan sakit yang dimulai bahkan sejak bangun tidur. Di setiap tenda pengungsian, terdapat anak-anak bayi yang menangis karena meras alapar dan butuh air susu. Sayangnya, hal sesederhana kenyamanan dan jaminan hidup menjadi sesuatu yang tak pasti di tengah krisis ini.

Banyak Warga yang Terkendala untuk Menerima Bantuan

Bantuan yang mulanya ditujukan untuk seluruh warga sipil bisa saja menjadi harap semu bagi sebagian dari mereka yang wilayahnya sulit dijangkau bantuan. Padahal, kebutuhan yang diperlukan adalah hal yang sifatnya mendesak, seperti stok pangan dan kebutuhan pokok sehari-hari lainnya.

Demi mendapat bagian, mereka tak ragu untuk mengantre seharian dengan harapan pulang membawa sepiring makanan. Tak hanya orang dewasa, anak-anak kecil juga turut berjuang untuk bertahan hidup di tengah krisis ini. Jika satu pusat bantuan pangan habis, maka mereka harus mencari ke pusat bantuan lainnya.

Lambat laun, perluasan blokade ini berpengaruh pada kelangkaan pangan di sana. Harga tepung dan roti melambung tinggi karena masuk ke dalam kategori hal yang langka. Dengan begitu, warga semakin sulit untuk memenuhi kebutuhan pangan sehari-hari. 

Ancaman selain serangan seperti malnutrisi atau permasalahan kesehatan lainnya kerap menghantui. Bayi, anak-anak, hingga lansia menghadapi ketakutan yang sama, yakni krisis pangan di depan mata. Mirisnya, mereka tak bisa berbuat banyak selain terus berharap bahwa penderitaan mereka akan ada ujungnya.

“Yang paling kami butuhkan adalah aliran bantuan yang stabil dan cukup. Sayangnya, bantuan yang terbatas ini tidak mampu menjawab kebutuhan kami,” ujar seorang warga Gaza kepada media internasional. 

Blokade Gaza Terkini Harus Membuka Mata dan Hati Dunia

Blokade Gaza terkini sudah seharusnya menjadi perhatian dunia. Tak hanya sebatas alarm solidaritas, kondisi ini layak untuk menjadi urgensi dari sebuah aksi kepedulian. Tak lain dan tak bukan, yang warga sipil paling butuhkan untuk saat ini adalah pembukaan jalur bantuan secara permanen. Jika tidak, korban akan semakin bertambah seiring dengan hari berlalu.

Kondisi memprihatinkan bagi seluruh warga sipil ini perlu untuk ditindaklanjuti. Semakin lama bantuan datang, maka semakin lama juga mereka menahan derita.

Leave a Comment