Apakah Palestina sudah merdeka?

Pengumuman gencatan senjata dan pengakuan diplomatik atas kemerdekaan Palestina ramai menjadi perbincangan hangat seluruh dunia. Pasalnya, Palestina dinyatakan merdeka disaat genosida menapaki ‘puncak’. Maka, apakah Palestina benar-benar sudah merdeka? ‘Merdeka’ seperti apa yang sebenarnya dimaknai di sini?

Apakah Palestina Sudah Merdeka? Lihat Realta di Tanah yang Penuh Kehancuran

Jawaban atas pertanyaan “Apakah Palestina Sudah Merdeka?” dapat terjawab dari tingginya angka kematian warga Palestina dan persenan bayi dan anak-anak yang idap malnutrisi akut, Tak hanya itu, data 90% infrastruktur yang hancur pun menjadi papan penunjuk yang jelas bahwa bantuan kemanusiaan masih diperlukan.

Setelah dinyatakan merdeka secara diplomatik, ternyata kehancuran masih tersisa di tanah Palestina; kehancuran yang tampak dapat dijumpai di reruntuhan yang hanya menyisakan puing-puing menyedihkan, serta kehancuran yang tak tampak seperti kenangan dan sosok keluarga yang syahid dilahap medan perang. 

Maka, Untuk benar-benar memaknai arti ‘merdeka’, Palestina memerlukan kekuatan dan dukungan dari seluruh dunia. Tak mudah untuk bangkit dan pulih di tengah masa sulit yang masih menjadi kawan, namun bukan berarti kita lantas menyerah tanpa berjuang sekali lagi.

Apa Saja Tanda ‘Kemerdekaan’ Itu?

Dalam beberapa pekan terakhir, dunia menyaksikan momen haru kembalinya para tahanan palestina setelah bertahun-tahun mendekam di penjara pihak Israel. Dalam video yang dirilis Al Jazeera (16 Oktober 2025), terlihat seorang pria yang kembali memeluk keluarganya, seakan memastikan bahwa kehadirannya nyata. Setidaknya, kabar ini menjadi salah satu yang meyakinkan dunia bahwa Palestina benar dimerdekakan.

Namun, kabar kebahagiaan di atas bersanding dengan kabar buruk di waktu yang bersamaan. Kini, warga Palestina masih kebingungan mencari cara untuk membangun ulang segala yang runtuh dan rata dengan tanah. Banyak yang bahkan tak mengenali wilayah pemukimannya sendiri karena asing dengan kehancuran yang ada.

Dalam laporan Al Jazeera (16 Oktober 2025) berjudul “Better Than Living on the Street”, banyak warga yang mulai membangun kembali tempat tinggalnya. Sesederhana mungkin, yang penting bisa kembali disebut sebagai tempat pulang. 

Laporan lain menyebutkan bagaimana warga Palestina dibuat berharap bahwa bantuan kemanusiaan bisa segera masuk dan tiba di tangan mereka. Sebab, pihak Israel membuka perbatasan blokade secara berangsur, menyulitkan bantuan untuk sampai dalam waktu dekat. Sementara itu, warga Palestina masih menghadapi krisis kemanusiaan yang sama selama bertahun-tahun. Al Jazeera pada laman onlinenya melaporkan bahwa Israel kembali menunda pembukaan jalur Rafah pada 16 Oktober 2025. 

Berbagai informasi yang disebutkan di atas sulit untuk ditarik menjadi satu kesimpulan solid. Pun jika benar Palestina merdeka secara diplomatik, masih banyak aspek lainnya yang menunjukkan kondisi mengkhawatirkan di sana. Apakah ‘kemerdekaan’ tersebut belum utuh? Apakah kemerdekaannya belum sempurna? Siapa yang berhak untuk memberikan jawaban?

Pengakuan Menuju Pemulihan: Semoga Palestina Terus Kuat

Pada perjalanan panjang ini, pertanyaan “Apakah Palestina sudah merdeka?” terus mengiringi. Menghantui setiap masa dan menjadi pengingat untuk setiap nyawa yang gugur di medan genosida yang terjadi.

Anggap saja bahwa pengakuan diplomatik internasional hanyalah awal, bukan akhir. Sisa perjuangannya untuk mencari jawaban “Apakah Palestina sudah merdeka?” masih membutuhkan waktu. Apakah kesempatan itu ada? Apakah kesepakatan gencatan senjata harus dipercaya bahkan ketika yang lalu dilanggar dengan mudahnya?

Kini, Palestina lagi-lagi dihadapkan pada kondisi rawan. Namun, kita bisa menguatkan harapan mereka dengan mengawal kesepakatan gencatan senjata ini. Semoga, Palestina benar-benar mendapatkan rasa aman yang selama ini sepatutnya suatu negara dapatkan. Tak hanya itu, kita juga bisa menjadi bagian dari setiap doa yang membersamai pembangunan ulang kehidupan di sana.

Leave a Comment